Sepulang Jakarta
Sepulang Jakarta
Aku bisa saja membenci Jakarta
dengan segala kesemrawutan di luar tembok-tembok estetiknya,
dengan segala rasa terburu-burunya,
dan ego menular untuk mengkapitalisasi setiap jengkal tanah nafasnya
Aku bisa saja menyangkal Jakarta
si paling prioritas, si paling maju, si paling strategis, dan si paling percontohan
namun tak pernah selesai mendefinisikan kebahagiaan
Nyatanya, aku lebih untuk memilih mengasihi Jakarta
dengan segala orang-orang terkasih di dalamnya
dengan semua perjuangan, cerita, tangis, dan tawa yang lebih lebar dibandingkan jalanannya
Sampai jumpa kembali
saat waktu sudah benar-benar kau sayangi
-rlp-
0 komentar