Sudah siapkah kita mempunyai mahasiswa asing?
image by pixabay.com |
DISCLAIMER : Tulisan ini hanyalah RENUNGAN PERSONAL belaka dari penulis yang baru 4 tahun bekerja di UNISSULA. Selamat membaca.
UNISSULA sebagai universitas Islam yang berusia hampir 60 tahun sudah mencapai banyak hal termasuk dalam bidang internasionalisasi. Salah satu indikator pencapaian tersebut adalah kuantitas serta kualitas mahasiswa asing yang menempuh studi di UNISSULA.
Mahasiswa
asing adalah mahasiswa UNISSULA yang berkewarganegaraan selain Indonesia dan
mempunyai dokumen Izin Belajar. Dalam konteks saat ini, mahasiswa asing
digolongkan menjadi 2 kategori yaitu mahasiswa asing bergelar dan non-gelar.
Mahasiswa asing bergelar adalah mahasiswa asing yang terdaftar menempuh jenjang D3, S1, S2, S3, dan Profesi. Selain pada program tersebut, mahasiswa asing yang
berada di UNISSULA dikategorikan sebagai mahasiswa asing non-gelar.
Sependek pengetahuan penulis, UNISSULA baru mulai menerima mahasiswa asing pada medio 2011. Pada
tahun pertamanya tersebut, mahasiswa asing hanya melakukan program magang di
bawah supervisi dosen UNISSULA. Kini, menilik 10 tahun perjalanan dan pasang surut penerimaan
mahasiswa asing, banyak hal yang agaknya patut
menjadi bahan refleksi.
Mengapa harus ada mahasiswa asing
di UNISSULA?
Pertanyaan
“mengapa” sudah selayaknya menjadi renungan paling utama dan harus dibahas
tuntas. “Mengapa” akan menentukan cara kita menjawab perihal bagaimana, kapan, dimana,
dan pertanyaan lainnya. “Mengapa” akan menjadi ruh yang membuat proses
penerimaan mahasiswa asing menjadi penuh gairah dan berkelanjutan.
Secara pragmatis bisa dikatakan
bahwa mahasiswa asing diperlukan hanya untuk memenuhi syarat akreditasi baik di
tingkat universitas dan program studi. Dalam
lampiran 6f Peraturan BAN-PT nomor 3 tahun 2019 tentang Instrumen Akreditasi Perguruan
Tinggi, disebutkan bahwa nilai 4 baru akan diperoleh bila persentase mahasiswa asing
mencapai minimal 0,5% dibandingkan dengan seluruh jumlah mahasiswa aktif. Sedangkan, pengaturan
mahasiswa asing di tingkat program studi tercantum dalam lampiran 6a, 6b, dan
6c Peraturan BAN-PT nomor 5 tahun 2019 tentang Instrumen Akreditasi Program Studi.
Dalam dokumen tersebut disebutkan bahwa program studi akan mendapat nilai 4
apabila persentase mahasiswa asing mencapai 1% untuk jenjang sarjana, 2% untuk
jenjang magister, dan 5% untuk jenjang doktor. Melihat angka-angka persentase
di atas sudah selayaknya kita becermin, apakah penerimaan mahasiswa asing
sudah kita rencanakan dengan sungguh-sungguh untuk mencapai target?
Dengan pemikiran yang lebih luas dan mendalam, tentu banyak lagi alasan mengapa UNISSULA harus mempunyai mahasiswa asing. Dalam Statuta UNISSULA tahun 2019, petikan misi UNISSULA adalah “menyelenggarakan pendidikan tinggi Islam dalam rangka dakwah Islamiyah yang berorientasi pada kualitas dan kesetaraan universal, dengan…”. Dengan adanya mahasiswa asing, hampir bisa dipastikan bahwa cakupan dakwah Islamiyah UNISSULA akan semakin luas manfaatnya. Di samping itu, gambaran akan kualitas dan kesetaraan universal akan lebih jelas terlihat dengan latar belakang mahasiswa semakin beragam dari sisi ras, kebangsaan, dan budaya. Hal tersebut juga sejalan dengan kandungan Al-Qur’an surat Al Hujurat ayat 13 untuk saling mengenal berbagai suku dan bangsa.
Selaras
dengan cita-cita UNISSULA menjadi World
Class Islamic University, hadirnya mahasiswa asing di UNISSULA bisa menjadi
pertanda bahwa pendidikan dan dakwah UNISSULA dapat diakses serta membawa
manfaat bagi seluruh insan di penjuru dunia. Manfaat lain yang hadir dengan
adanya mahasiswa asing adalah; konteks pembelajaran menjadi lebih beragam, internasionalisasi
inbound bagi mahasiswa Indonesia
menjadi lebih luas tanpa harus melakukan mobilitas ke luar negeri, dan strategi
promosi UNISSULA menjadi lebih beragam. Hadirnya mahasiswa asing (melalui jalur
mandiri) juga dapat menambah pemasukan keuangan universitas dan program studi.
Mempersiapkan diri menerima
mahasiswa asing
Memperhatikan
alasan pragmatis, ideologis, dan strategis yang tertulis di atas, banyak hal yang
harus disiapkan untuk berbenah dalam menerima mahasiswa asing. Hal utama yang
harus hadir adalah komitmen pimpinan
baik di tingkat universitas, fakultas, dan program studi. Komitmen pimpinan harus diterjemahkan
pada setiap kebijakan bahwa mahasiswa asing itu hakikatnya ada dan telah menjadi bagian
dari UNISSULA. Lebih jauh, hal tersebut bermakna bahwa dalam pengambilan
kebijakan apapun yang sasarannya adalah mahasiswa, harus menyertakan mahasiswa
asing sebagai pertimbangan. Pengambilan kebijakan juga termasuk dalam hal
alokasi anggaran. Sependek pengetahuan penulis, alokasi anggaran untuk penerimaan mahasiswa asing
masih belum tertata dan belum terlihat signifikan.
Selain
komitmen pimpinan, hal penting dalam persiapan menerima mahasiswa asing adalah peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya
insani. Menerima mahasiswa asing sangat berbeda dengan menerima mahasiswa
Indonesia. Ia tidak bisa diperlakukan secara sama dan dikerjakan dengan “nyambi”. Proses menerima mahasiswa asing
lebih kompleks karena melibatkan banyak pihak seperti pihak Dirjen Dikti
(pengurusan Izin Belajar), pihak Imigrasi (pengurusan Visa dan Izin Tinggal), dan
pihak-pihak eksternal lain yang terlibat saat mahasiswa sudah tiba di
Indonesia. Program studi dan fakultas harus mulai berani melakukan investasi dengan
menambah jumlah staf yang nantinya akan ditugasi pada penerimaan mahasiswa
asing.
Apabila pemasaran program studi dengan target mahasiswa nasional selama ini dilakukan dosen, untuk penerimaan mahasiswa asing harusnya dilakukan oleh staf (tenaga kependidikan) yang fokus untuk mengerjakan hal tersebut. Mengalokasikan staf secara khusus dapat menjadi awal bagi program studi dan fakultas untuk memulai perjalanannya dalam menerima mahasiswa asing secara profesional dan berkelanjutan. Untuk peningkatan kualitas, minimal harus ada pelatihan bahasa asing bagi seluruh staf dengan tujuan utama untuk menunjang pelayanan bagi mahasiswa asing baik layanan akademik maupun non-akademik.
Hal
yang tidak kalah penting dalam persiapan menerima mahasiswa asing adalah menyusun strategi penerimaan mahasiswa
asing berbasis target. Dalam pembahasan alasan pragmatis di atas, sudah
tergambar jelas target umum yang harus dicapai program studi dalam penerimaan
mahasiswa asing. Hal yang belum ada adalah strategi untuk mencapai target
tersebut. Strategi ini harus disesuaikan dengan hasil yang diharapkan terkait mahasiswa
asing yang akan dicapai termasuk jumlah, regional target, jalur masuk, dan skema
pembiayaan.
Posisi saat ini dan langkah
selanjutnya
Dalam
5 tahun terakhir, UNISSULA menunjukan grafik progresif dalam penerimaan
mahasiswa asing yang dilihat dari penerbitan Izin Belajar (IB) baru setiap
tahunnya.
·
Tahun 2017 : 9 Izin
Belajar (terbanyak ke 123 nasional)
·
Tahun 2018 : 19 Izin Belajar
(terbanyak ke 79 nasional)
·
Tahun 2019 : 57 Izin Belajar
(terbanyak ke 52 nasional)
·
Tahun 2020 : 1 Izin Belajar
·
Tahun 2021 : 142 Izin Belajar (terbanyak ke 9 nasional) per 7 November
2021
Pada
tahun 2020, UNISSULA melalui UPT. KUI secara tidak langsung mengambil kebijakan untuk tidak menerima mahasiswa
asing dikarenakan situasi pandemi covid-19 yang masih tinggi di Indonesia.
Selain itu, UPT. KUI juga diharuskan untuk fokus memantau mahasiswa asing yang
berada di Indonesia serta mahasiswa UNISSULA yang sedang berada di luar negeri
mengikuti student exchange.
Perihal
data IB di atas, pengajuan masih didominasi oleh mahasiswa asing program
non-gelar. Adapun mahasiswa bergelar sangat sedikit jumlahnya dan sebagian
besar masuk melalui jalur beasiswa. Kekuatan UNISSULA pada 5 tahun terakhir ada
pada program-program untuk mahasiswa non-gelar.
Melihat
catatan tersebut, tentu kita semua harus melakukan refleksi dan berbenah. UNISSULA
perlu membangun infrastruktur dan sistem yang baik serta berkelanjutan untuk
menambah penerimaan mahasiswa asing bergelar. Sembari berbenah menuju perbaikan,
mari kita terus bertanya pada diri sendiri ataupun unit yang kita tempati ataupun dikelola "sudah siapkah kita menerima
mahasiswa asing?"
Rio Pribadi - Kepala Divisi Luar Negeri UPT.KUI
0 komentar