Cangkir yang tak pernah salah rasa ; sebuah obituari untuk Mas Dirun


Siang tadi tak ada mendung, namun gerimis jatuh di mata kami. Semua terasa seperti biasanya kecuali kesedihan yang menganga di dada. Hari ini, ada kepulangan orang baik yang masih terus kami cari hikmah di baliknya. Obituari ini ditulis untuk mengenang kembali sosok hangatnya.

Selepas Dhuhur tadi, kami kehilangan seorang kolega, seorang yang tulus dalam bekerja. Beliau adalah Mas Dirun, pengabdi yang bertugas di pantry untuk mengelola perihal konsumsi di gedung kami. Dari jajan pasar hingga urusan makan besar, beliau jagonya. Saya menduga, dengan mata terpejam pun beliau bisa menyeduh kopi dan teh dengan rasa yang pas bagi yang meminumnya.

Dalam hal bekerja, Mas Dirun adalah karakter orang yang menjalankan amanah dengan baik. Di sebagian besar kegiatan unit kami, selalu ada nama beliau yang membantu perihal konsumsi. “Serahkan suatu urusan pada ahlinya” selalu kami amalkan dalam hal ini. Buktinya jelas, hampir 5 tahun saya bekerja di sana, belum pernah mendengar atau menemui komplain perihal makanan/minuman yang beliau sajikan.

Bukti lain kesungguhannya dalam bekerja adalah caranya berpenampilan. Cara beliau berpakaian tak pernah dibatasi oleh persepsi orang lain tentang profesinya. Sebagai seorang pengabdi yang bertugas di pantry, penampilan beliau hampir tak ada duanya dibanding semua Bapak-bapak yang bekerja di gedung kami. Saya rasa itu adalah salah satu cara beliau untuk menghormati profesinya. Kalau boleh menyimpulkan, beliau itu kombinasi antara Good Looking, Good Attitude, and Good Gentleman.

Sebagai manusia, Mas Dirun adalah sosok yang hangat dan pribadi yang menghibur. Dari pengamatan saya, beliau hobi sekali bernyanyi meng-cover lagu. Beberapa karya yang beliau bagikan di media sosial, hampir selalu menjadi penyegar timeline yang penuh dengan keruwetan dunia kerja. Lewat suara dan gaya khasnya, saya begitu yakin bahwa diam-diam banyak yang menantikan postingan karyanya.

Kini Mas Dirun sudah menyelesaikan tugasnya di dunia untuk pulang ke Yang Maha Kuasa. Sekali lagi Allah SWT menyadarkan bahwa hidup di dunia hanya sementara. Bisa jadi, kita dan orang-orang di sekitar kita yang akan pulang selanjutnya. Selamat jalan, Mas Dirun. Selamat berkumpul bersama golongan orang-orang baik dan orang-orang yang menebar manfaat.

You Might Also Like

0 komentar